Energi Hijau: Lebih Asik atau Merepotkan?
Jaman sekarang, kita udah pada tau efek global warming yang nggak keren. Untungnya, masih ada waktu buat berubah, makanya banyak yang nge-push pake sumber energi hijau. Keuntungan pake energi hijau tuh emang asik, karena bersih dan nggak ngeluarin gas beracun ke udara yang bisa ngaruhin lingkungan. Lagian, ini juga terbarukan, jadi nggak akan abis kayak minyak yang katanya mau habis dalam dekadean.
Walaupun bikin fasilitas energi hijau mahal, tapi perawatannya lebih murah jadi nggak perlu ngeluarin banyak duit buat jalaninnya. Bahkan, bisa memberi keuntungan ekonomi ke daerah tertentu dan bisa bikin pariwisata naik level.
Tapi nih, energi hijau ini kadang nggak bisa ngasilin listrik secara konsisten. Karena cuaca kan nggak bisa kita kontrol, jadi misalnya suatu daerah bergantung sama tenaga surya, kalau lagi ada gangguan cuaca, nggak bisa mengubah sinar matahari jadi listrik.
Terus, pembangunan fasilitas ini juga butuh lahan yang luas, jadi mungkin harus ngurangin lahan pertanian yang pada khawatir kalau ada tambahan turbin angin gitu.
Ada beberapa sumber energi hijau yang nggak bisa dipasang di beberapa area di dunia. Misalnya, tenaga gelombang cuma bisa dipake kalo gelombang di laut minimal setinggi 16 kaki. Tenaga panas bumi juga cuma bisa dilakukan di daerah geologis yang agak rawan.
Tapi, liat deh, argumen-argumen gitu masih bisa diatasi dengan cari alternatif lain buat daerah yang nggak bisa pake satu jenis energi hijau. Misalnya, kalau turbin angin butuh tempat yang luas, bisa dipasang di dekat pantai daripada di darat. Ada penelitian yang nunjukin kalau bisa dapetin listrik lebih banyak kalo turbinnya di laut.
Pokoknya, ada cara buat ngatasi argumen yang bikin ngegampangin pake energi hijau. Bahkan sekarang lagi ada penelitian buat cari cara lain buat dapetin tenaga yang kita butuhin.
0 Response to "Energi Hijau: Lebih Asik atau Merepotkan?"
Posting Komentar